BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 30 April 2010

sensus penduduk

sensus pertama kali diadakan di Indonesia pada tahun 1961. kali ini sensus di Indonesia diadakan lagi untuk yang ke 6 kalinya.
sensus penduduk di Indonesia si adakan setiap 10 tahun sekali, hal ini disebabkan karena untuk mengadakan sensus diperlukan sumber daya manusia dan biaya yang sangat besar.
Sasaran tujuan sensus penduduk adalah :
1. seluruh penduduk Indonesia (yang berada di rumah masing-masing)
2. seluruh penduduk Indonesia yang mempunyai tempat tinggal tetap ataupun tidak tetap (termasuk gelandangan)

Untuk mengantisipasi adanya kebohongan informasi yang diberikan oleh penduduk dalam sensus, maka setelah sensus dilakukan akan diadakan pengecekan kembali oleh petugas dengan menentukan standar error (standar kesalahan).

kerugian apabila penduduk tidak terdata oleh petugas sensus :
a. tidak mendapat nomor kependudukan ( administrasi kependudukan )
b. tidak dapat mengikuti pemilihan umum
c. tidak terdaftar dalam penerimaan bantuan dari pemerintah

sensus ini tidak dipungut biaya apapun. Adapun orang-orang yang ikut terlibat adalah RT, RW, dan Kelurahan.

sensus ini akan dimulai sejak 1 Mei 2010 sampai dengan 31 Mei 2010.

jumlah petugas yang dikerahkan dalam sensus ini adalah sebanyak 700.000 orang.

data yang akan didata adalah data kependidikan, kecacatan, kerumahan ( jenis lantai, listrik, dll ).


sumber : wendi hartanto dalam wawancara di TV One

Minggu, 18 April 2010

rambut wanita

PERAWATAN EKSTRA RAMBUT DIWARNAI

Sering wanita mewarnai rambutnya demi penampilan yang lebih menarik dan tampak lebih cantik. Namun sering setelah pewarnaan, rambut mengalami kering dan pecah-pecah. Sekali Anda sudah melakukan pengecatan rambut, maka Anda membutuhkan perawatan ekstra pada rambut Anda. Untuk menjaga kesehatan rambut dan mempertahnkan warna rambut Anda lakukan :
1. Keramas dengan rutin 2 hari sekali menggunakan sampo dan conditioner khusus rambut diwarnai untuk mengembalikan struktur rambut asli.
2. Lakukan penambahan tonic untuk member nutrisi pada rambut.
3. Lakukan creambath, paling tidak 2 minggu sekali, untuk mengembalikan kelembaban rambut.
4. Hindari terlalu sering menggunakan pengering rambut agar terhindar dari kerontokan
5. Jika ingin mengecat ulang rambut, beri jarak waktu cukup panjang, paling tidak 3 atau 4 bulan setelah pengecatan rambut berikutnya.

PERAWATAN RAMBUT
Mungkin Anda bingung apa yang harus Anda lakukan dengan rambut Anda. Banyak perawatan rambut yang sudah Anda lakukan namun masih saja Anda mengalami masalah dengan rambut. Mungkin Anda perlu mencari tahu jenis rambut yang Anda miliki.
Setiap jenis rambut perlu melakukan perawatan rutin, apalagi bagi Anda yang sering menggunakan alat pengering, cat rambut, dan produk penataan rambut lain yang dapat mengakibatkan kondisi alami rambut menurun.
Jenis rambut apa yang Anda miliki ?? berikut adalah perawatan rambut sesuai jenisnya.

Rambut Normal
Anda benar-benar beruntung memiliki jenis rambut ini, karena perawatan biasa saja sudah cukup. Konsumsi multivitamin setiap hari untuk menjaga kesehatan rambut Anda dari dalam. Hindari produk perawatan dan penataan rambut yang formulanya terlalu keras, terlalu banyak paparan sinar matahari, dan alat penataan rambut yang dipanaskan.

Rambut Berminyak
Ciri-cirinya adalah kulit kepala yang berminyak,tetapi ujung-ujung rambut yang kering, yang disebabkan oleh kelenjar minyak yang terlalu aktif menghasilkan sebum. Keramas rambut 3 hari sekali mienggunakan sampo lembut. Terlalu sering keramas apalagi menggunakan sampo terlalu keras justru membuat kelenjar minyak bekerja lebih keras menghasilkan minyak.


Rambut Kering
Jenis rambut ini tidak mendapatkan sebum cukup,sehingga teksturnya menjadi lebih kasar dan dalam kondisi parah akan mudah sekali rusak dan patah. Gunakan conditioner setiap usai keramas. Usapkan conditioner pada rambut, bukan kulit kepala. Secara rutin (1-2 minggu sekali) gunakan masker rambut atau creambath, untuk lebih intensif mengembalikan kekuatan, elastisitas, dan kekuatan rambut.

Kamis, 15 April 2010

juRNaL

Penentuan Biaya Produk dengan Menerapkan Metode Activity Based Costing (ABC)

PENDAHULUAN

Persaingan dalam dunia bisnis dan perdagangan semakin sulit, ditambah kondisi ekonomi yang belum pulih dari keterpurukan salama kurang lebih sepuluh tahun belakangan ini, mengakibatkan kondisi kurang menguntungkan bagi dunia bisnis, kondisi ekonomi yang belum stabil, naiknya harga-harga barang untuk proses produksi, bencana alam yang sering dihadapi, dan ketidakstabilan nilai kurs mata uang yang belum stabil.

Sekarang ini banyak perusahaan terutama perusahaan manufaktur yang penuh dengan kompleksitas menyadari bahwa sistem biaya mereka tidak memadai untuk terus bersaing. Keanekaragaman dan tingkat diversitas yang tinggi dalam produk menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dalam membebankan biaya overhead per jenis produk. Dalam kondisi yang demikian penerapan sistem informasi yang baru dirasakan menjadi sangat penting guna mengatasi kelemahan yang ada dalam sistem akuntansi tradisional. Sistem akuntansi yang baru ini menghasilkan pengukuran dan pengendalian terhadap suatu usaha, memungkinkan suatu perusahaan melakukan transaksi keuangan dalam skala yang belum terjadi sebelumnya, dengan resiko secara substansial lebih rendah, serta menciptakan perusahaan dalam skala baru dan efisien dalam pengambilan keputusan. Activity Based Costing (ABC) adalah sistem baru yang ditawarkan.

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan:

1. Bagaimanakah perhitungan HPP yang digunakan perusahaan ?

2. Bagaimanakah perhitungan HPP dengan menggunakan Activity Based Costing (ABC) pada peusahaan ?

3. Bagaimanakah perbedaan HPP antara metode konvensional dengan system ABC ?

Untuk membatasi luasnya penjabaran dan pemabahasan dalam penulisan ilmiah ini, maka penulis membatasi lingkup penelitian hanya pada perhitungan harga pokok produksi barang X dan barang Y periode 200X.

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui perhitungan HPP menurut perusahaan.

2. Untuk mengetahui perhitungan HPP dengan metode Activity Based Costing (ABC).

3. Untuk mengetahui perbedaan perhitungan HPP antara metode yang digunakan oleh perusahaan dengan metode Activity Based Costing (ABC).

Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

LANDASAN TEORI

Menurut Mulyadi ( 8, 2002 ), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalah satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Mulyadi ( 14, 2002 ), biaya dapat digolongkan menurut :

1. Objek Pengeluaran

2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan

3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

4. Menurut Perubahan Volume Kegiatan

5. Menurut Dasar Waktu Manfaatnya

Menurut Mulyadi ( 6, 2002 ) akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-dara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Metode alokasi biaya ada dua, yaitu :

1. Full Costing

2. Variabel Costing

Menurut Supriyono ( 230, 2000 ) Activity Based Costing adalah system akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk ataupun jasa dan terdiri atas dua tahapa, yaitu melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian melakukan pelacakan biaya keberbagai produk.

Menurut Gayleo Ray Burn ( 112, 1999 ) ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari sistem ABC yang akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Kelebihan dari sistem ABC :

a. Melengkapi distorsi yang melekat pada informasi biaya tradisional berdasarkan alokasi bertahap yang hanya menggunakan penggerak yang dilakukan oleh volume.

b. Sistem ini melakukan hubungan sebab akibat antara kegiatan biaya dan kegiatan atau aktivitas.

c. Manajer dapat memahami dan bertindak pada penyebab biaya bukan pada gejalanya.

d. Sistem ini menghasilkan banyak informasi mengenai kegiatan dan sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan.

e. Memiliki data yang lebih baik dalam mengungkapkan biaya produk atau jasa yang sesungguhnya.

f. Mendorong perusahaan untuk mengevaluasi kegiatan agar dapat mengetahui mana kegiatan yang tidak bernilai dan dapat dieliminasi.

2. Kelemahan dari sistem ABC :

a. Sistem ini tidak mendorong manajer untuk berfikir tentang perubahan proses kerja untuk membuat usaha lebih kompetitif.

b. Dalam sistem ini strategi pemotongan biaya atau peningkatan margin jangka pendek mungkin berlawanan dengan keinginan pelanggan.

c. Dapat mengakibatkan kesalahan konsepsi mengenai penurunan biaya penanganan pesanan penjualan dengan mengeliminasi pesanan kecil yang menghasilkan margin lebih rendah.

d. Strategi ini mengurangi jumlah pesanan penjualan.

e. Sistem ini secara khusus tidak menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum.

f. Prinsip ini mendorong identifikasi dan penghapusan kendala yang menyebabkan keterlambatan dan kelebihan.

g. Mendorong pengalokasian biaya nonproduksi seperti penelitian dan pengembangan produk, sementara biaya produk yang terkait seperti penyusutan pabrik tidak dialokasikan ke produk. Oleh sebab itu banyak perusahaan menggunakan sistem Activity Based Costing untuk analisis internal dan menggunakan sistem konvensional untuk pelaporan eksternal.

h. Menekankan informasi Activity Based Costing dapat menyebabkan menajer secara konstan mendorong pengurangan biaya.

METODE PENELITIAN

Objek penelitian dalam penulisan ini adalah perusahaan manufaktur. Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Overhead Pabrik (BOP), Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), sebagai data yang digunakan dalam penelitian.

Metode Pengumpulan Data / Variabel

Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan penulis melakukan metode pengumpulan data :

a. Riset Lapangan (field research)

Penelitian lapangan ini dilakukan pada perusahaan yaitu observasi dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas produksi perusahaan. Serta melakukan wawancara dengan Tanya jawab langsung dengan Bagian Personalia.

b. Riset Kepustakaan (library research)

Dalam hal ini penulis menggunakan metode pendumpulan data serta dengan mengadakan riset kepustakaan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan penentuan Harga Pokok Produksi.

Alat Analisis yang Digunakan

Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, dimana perhitungan Harga Pokok Produksi dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode konvensional dan metode ABC yang membebankan Biaya Overhead Pabrik berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi sesuai dengan teknik yang ada dalam sistem akuntansi biaya.