BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 12 Mei 2011

Florida Larang Celana Kedodoran

TEMPO Interaktif, Florida - Negara Bagian Florida, Amerika Serikat, belum lama ini berencana mengeluarkan sanksi hukuman terhadap remaja yang doyan memakai celana kedodoran.
Tiga tahun lalu Presiden Barack Obama pernah mengecam gaya anak muda di sana yang gemar memperlihatkan celana dalam mereka. "Saudara-saudara Anda mesti menarik celana mereka," katanya.
Wali Kota Delcambre, Louisiana, Carrol Brousard, pernah mengeluarkan aturan perilaku antisosial yang melarang pemuda-pemudi di sana memakai celana melorot atau saggy itu. Bila melanggar, ancamannya enam bulan penjara dan denda US$ 500 atau sekitar Rp 4,3 juta. Ellis Drummond, 18 tahun, adalah salah satu remaja yang menjadi korban peraturan pemerintah itu.

Perancang Hedi Slimane, yang dijuluki godfather-nya jins superketat, mengatakan budaya celana melorot itu mengadopsi budaya hip-hop yang populer pertama kali pada 1990-an. Model ini kemudian dipopulerkan kembali pada pertengahan 2000-an oleh grup musik art rock asal Inggris, New Puritans, dan pemusik rap asal Amerika, 50 Cent.

GUARDIAN | DRE


Sumber : www.tempointeraktif.com

Sikap Indonesia Terkait Libya, Sengketa Thailand-Kamboja, Perompak Somalia

KEMENTERIAN Luar Negeri RI mengatakan, Indonesia sudah menunjukkan peran dalam menyelesaikan konflik di Libya. Selain sudah menyampaikan sikap yang menyesalkan keprihatinannya atas kekerasan yang masih saja terjadi di Libya yang dilakukan oleh semua pihak, baik itu pemerintah Libya maupun pasukan koalisi, Indonesia juga menawarkan untuk mengirimkan misi damai di bawah koridor PBB.

Saat ditanya apakah Indonesia condong pelengseran Khadafi atau mempertahankan posisi Khadafi, Juru Bicara Kemenlu Michael Tene menjawab Indonesia tidak akan campur tangan dalam urusan politik di Libya. Masalah politik di Libya harus diselesaikan oleh masyarakat Libya sendiri secara damai melalui proses politik dan tidak ada intervensi asing, dan agar proses politik ini bisa berjalan maka diperlukan kondisi yang kondusif, yaitu semua pihak harus berhenti melakukan kekerasan, kata Michael Tene.

Kepada Pelita, Selasa (12/4) Jubir Kemenlu ini menuturkan banyak hal, termasuk perkembangan ABK Sinar Kudus dan mediasi Indonesia terhadap konflik perbatasan Kamboja dan Thailand. Berikut wawancara selengkapnya:

Terkait upaya penyelamatan ABK Kapal Sinar Kudus dari prompak Somalia, Presiden SBY, hari ini (kemarin-Red) telah menyampaikan adanya opsi-opsi yang tidak bisa dipublikasikan, kira-kira apakah respon RI nanti bisa berujung pada operasi militer untuk menyerang mereka atau menyetujui tuntutan perompak?
Sejak awal kasus ini terjadi, pemerintah sangat peduli terhadap permasalahan yang dihadapi ABK Sinar Kudus yang disandera. Penyelesaian masalah ini tidak kalah dengan masalah warga negara kita yang ada di penjuru dunia lainnya, seperti Libya, Mesir, Tunisia dan Jepang.

Pada masalah yang berkembang saat ini saya belum bisa berbicara banyak, karena pemberitaan di Indonesia ini tentunya dimonitor oleh mereka, itulah mengapa kita tidak bisa terbuka karena kita tidak ingin hal ini mengganggu upaya-upaya yang masih berlangsung. Intinya kita ingin masalahnya cepat diselesaikan dan menjamin keselamatan para ABK nanti. Dan pemerintah terus bekerja sama dengan jejaring yang ada di kawasan tersebut yang selama ini terlibat dengan penanganan perompak tersebut.

Siapa sebenarnya para perompak Somalia itu, apakah ada kaitannya dengan kelompok Al Shahab atau mereka yang hanya mencari makan dengan jalan-jalan itu?
Kita sudah mengumpulkan informasi tentang itu, tetapi masih belum bisa bicara panjang lebar terkait masalah itu. Yang ingin saya katakan bahwa pemerintah sudah bekerja meskipun selama ini tidak ada pemberitaan itu, karena memang sifat masalah ini tidak bisa kita sampaikan secara terbuka.

Bicara soal yang barangkali bisa terbuka, selama ini banyak tokoh masyarakat di Indonesia yang meminta peran aktif Indonesia dalam menyelesaikan krisis di Libya, sejauh mana keterlibatan Kemenlu dalam kasus ini?
Saya kira sudah menjadi kepedulian kita sejak pertama kali, bahkan Bapak Presiden saat itu langsung menulis surat kepada Sekjen PBB agar masyarakat dunia untuk menghindari langkah-langkah kekerasan. Paska Resolusi 1973 DK PBB yang menjadi dasar intervensi terhadap Libya, kami sudah menyampaikan keprihatinan kita atas dampak terhadap masyarakat sipil di Libya. Sehingga diperhatikan perlindungan masyarakat sipil terhadap kekerasan yang dilakukan dari pihak manapun Baik dari pemerintah maupun dunia internasional. Pemerintah kita juga sudah menyerukan dilakukan segera gencatan senjata.

Genjatan senjata selalu dimaknai secara belum jelas, apakah gencatan senjata ini selanjutnya menuntut pemimpin Libya Khadafi mundur atau bagaimana?
Sampai kita bisa menciptakan koridor kemanusiaan bagi masyarakat Libya dan terhindar dari tindakan kekerasan. Dan gencatan senjata dapat menciptakan suatu kemungkinan bergulirnya proses politik Libya, sehingga masa depan Libya bisa dilakukan secara damai.

Tampaknya sikap ini lebih dekat dengan upaya mediasi Uni Afrika ketimbang intervensi militer yang dilakukan NATO?
Kepedulian kita adalah adanya perlindungan masyarakat sipil dan adanya gencatan senjata.

Bagaimana dengan keterlibatan Indonesia secara langsung, apakah itu memungkinkan?
Sejauh ini kita sudah mengambil langkah-langkah di PBB, dan setelah adanya resolusi itu ternyata ada dampak yang tidak diinginkan dan tidak sepenuhnya berhasil untuk mencapai sasaran utama dari resolusi tersebut untuk menghindari kekerasan dan perlindungan masyarakat sipil dan adanya proses politik di Libya.
Intinya cara-cara intervensi militer asing terhadap Libya oleh NATO dianggap berlebihan oleh Indonesia?
Indonesia mementingkan perlindungan masyarakat sipil dan langkah-langkah ini menimbulkan masalah-masalah baru, jadi kita menentang penggunakan kekerasan oleh siapapun. Disamping itu perlu adanya proyeksi PBB untuk menciptakan gencatan senjata dan mendorong adanya kelanggengan suatu gencatan senjata. Dan Indonesia siap bergabung dalam membantu proses kelanggengan gencatan senjata di bawah kerangka PBB dan persetujuan para pihak yang bertikai di sana.
Terkait dengan mediasi konflik perbatasan Kamboja dan Thailand yang dilakukan Indonesia di Bogor beberapa hari lalu, tampaknya masih gagal mencapai persetujuan, bagaimana tanggapan Bapak?

Ini adalah proses yang dilakukan Indonesia untuk memastikan stabilitas di kawasan ini dan kebetulan Indonesia menjadi Ketua ASEAN, sehingga kita sulit menerima penggunaan kekerasan diantara anggota-anggota ASEAN sendiri, seyogyanya konflik-konflik itu diselasaikan dengan cara-cara damai.

Indonesia sudah mendatangi Thailand dan Kamboja untuk menahan diri dan menyelesaikan dengan cara damai, Kamboja saat itu menginginkan penyelesaian di tingkat PBB, namun oleh DK- PBB mendukung upaya-upaya Indonesia agar masalah ini diselaisaikan oleh ASEAN sebelum ditangani di tingkap PBB. Nah keterlibatan Indonesia sudah menggelar pertemuan informal para menlu ASEAN dan mendesak kepada Thailand dan Kamboja menyelesaikan masalahnya dengan cara-cara damai.
Pertemuan para menlu ASEAN di Jakarta menghasilkan dua hal: pertama, menghimbau agar gencatan senjata dua negara itu dilanggengkan, dan kedua bagaimana menggulirkan proses diplomasi kedua negara yang sempat terhenti karena adanya konflik terbuka itu.

Kita sudah menindak lanjuti kedua masalah ini disepakati untuk mengirimkan peninjau dari Indonesia di perbatasan kedua negara dan saat ini penugasan tim peninjau itu sedang dipersiapkan. Meskipun tim pemantau belum datang namun tujuan sudah tercapai, paling sudah tidak ada lagi konflik terbuka kedua negara. Dan proses negoisasinya sudah berlangsung. Jadi ini adalah masalah proses saja. (m faridu ashrih)

Sumber : www.harianpelita.com

Berinvestasi Tanpa Uang

Akhir-akhir ini banya orang yang bertanya, bisakah melakukan investasi dan menjadi kaya tanpa uang? Jika saya jawab bisa, mungkin kita akan berkata ini adalah bisnis menjual mimpi seperti yang marak ditawarkan akhir-akhir ini di dunia maya. Namun tunggu dulu, kita jangan berburuk sangka dulu.
Jika kita tidak punya uang sebagai modal investasi kita, ada satu hal lagi yang pasti kita miliki – dan semua orang miliki – yang dapat di investasikan, yaitu waktu kita.
Setiap manusia dikaruniakan waktu 24 jam setiap harinya. Namun banyak orang lebih sering membelanjakan waktunya daripada menginvestasikannya. Sehingga seringkali tanpa disadari waktu habis dengan sia-sia tanpa menghasilkan apa-apa.
Ada dua cara yang bisa kita lakukan untuk dalam menginvestasikan waktu kita: menjalin jaringan atau pertemanan dan meningkatkan kemampuan diri. Jika kita seorang karyawan, menyelesaikan pekerjaan bukanlah sebuah investasi, karena waktu yang kita gunakan untuk bekerja di tukar dengan uang. Ataupun jika kita memprospek seorang klien bagi perusahaan, kita bukan sedang membangun network, karena klien kita adalah network perusahaan kita.
Untuk mudahnya, jika kita membangun network dan kemampuan diri yang memiliki dampak jangka panjang dalam hidup kita, maka kita sedang melakukan investasi. Tapi jika tidak, maka kita sedang mengkonsumsi waktu kita.
Investasi dalam Hubungan
Melakukan investasi dalam jaringan atau hubungan bukan berarti kita harus menghabiskan waktu kita dengan siapapun yang bisa kita temui. Sama seperti prinsip investasi, kita harus bijaksana melihat potensi dalam setiap hubungan kita. Bukannya memilih-milih dengan siapa kita berteman, namun memang hal ini harus kita pertimbangkan baik-baik.
Malcom Gladwell dalam bukunya The Tipping Point mengungkapkan tentang orang-orang yang disebut sebagai “Konektor atau Penghubung”. Orang jenis ini ahli dalam menjalin hubungan sosial, mereka mempunyai rasa ingin tahu, kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi dan jaringan yang besar. Orang-orang jenis inilah yang patut kita incar, sehingga bisa menjadi penghubung kepada banyak orang potensial lainnya. Sekarang mari kita jujur menilai diri kita, apakah kita termasuk didalamnya? Jika ya, ada baiknya mulai kita kembangkan kemampuan kita ini.
Pengembangan Diri
Hal kedua dimana kita harus menginvestasikan waktu kita adalah pengembangan diri. Kita bisa mulai dari mengenali bagian mana dari hidup kita yang ingin kita kembangkan. Mungkin itu bakat kita, kepercayaan diri kita, atau spiritualitas kita. Kita bisa melakukannya dengan membaca buku, browsing internet tentang topic yang kita kembangkan atau mendengarkan kaset motivasi atau sejenisnya atau juga bisa dengan melakukan konseling dengan orang yang ahli di bidangnya.
Dengan dua hal diatas, maka kita akan menemukan ladang berlian kita dimana kita akan menuai investasi kita. Jadi jangan menyerah jika kita belum memiliki uang untuk investasi, mulailah dari dua hal diatas. Sukses tidak diraih dalam waktu sebentar tapi ada proses yang harus kita lewati untuk membuktikan apakah kita memang layak untuk meraih kesuksesan.
Sumber : www.beritaterkinionline.com

ASEAN Sepakati Kerja Sama Manajemen Ketenagakerjaan

PERWAKILAN delegasi negara-negara ASEAN sepakat mendorong kerja sama antara pengusaha, serikat buruh, dan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga melalui dialog sosial dan berdasarkan saling pengertian dan kepercayaan.

Hal ini diperlukan untuk menghadapi adanya ancaman krisis ekonomi global dan meningkatkan daya saing dan produktivitas ASEAN.

Demikian antara lain hasil rekomendasi akhir dari acara seminar Kerja Sama Manajemen Ketenagakerjaan ASEAN (ASEAN Seminar on Labour Management Cooperation (LMC) yang diselenggarakan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Yogyakarta pada 9-10 Mei ini.

Hal ini diungkapkan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kemenakertrans Myra M Hanartani dalam keterangan pers di Kantor Kemenakertrans pada Selasa (10/5).

Selain itu, mereka pun meminta pemerintah di masing-masing negara untuk memfasilitasi dan menyediakan lingkungan kerja yang, baik dengan memfasilitasi kepastian hukum, kode etik kemitraan sosial serta penghargaan pelaksanaan kerja sama bipartit.

Delegasi negara-negara ASEAN merekomendasikan ILO untuk memfasilitasi penelitian dan memberikan pelatihan dan bantuan teknis bagi negara-negara anggota ASEAN dalam bidang kerja sama manajemen ketenagakerjaan (Labor Management Cooperation).

Myra menjelaskan, seminar ini diadakan sebagai tindak lanjut dari Pedoman ASEAN mengenai tata hubungan industrial yang baik, yang telah diadopsi oleh negara-negara anggota ASEAN melalui pertemuan Menteri Tenaga kerja ASEAN di Hanoi, Vietnam, pada Mei 2010.

Seminar ini dihadiri delegasi negara-negara ASEAN yang terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha dan serikat-pekerja/buruh.

Negara-negara anggota ASEAN terdiri dari Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja dan wakil dari Sekretariat ASEAN

Delegasi Indonesia menawarkan konsep bipartit untuk menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi di negera-negara ASEAN. Konsep bipartit menjadi solusi untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi global yang terjadi belakangan ini.

Penguatan
Myra menambahkan, untuk mewujudkan hubungan industrial yang baik dibutuhkan adanya penguatan dan pengembangan kerja sama bipartit yang efektif, termasuk teknik negosiasi antara pekerja dan pengusaha untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang ketenagakerjaan.

Walaupun ada pendekatan dan pandangan yang berbeda dari masing-masing delegasi negara ASEAN, namun secara umum semuanya sepakat bekerja sama untuk mewujudkan pekerjaan yang layak, peningkatan produktivitas, pencegahan perselisihan, keselamatan dan kesehatan kerja dan penanganan aspirasi pekerja/buruh.

Selama ini, pemerintah Indonesia selalu mendorong menyelesaikan beragam konflik yang terjadi antara pengusaha dan pekerja Muhaimin dengan memperkuat relasi bipartit (dua pihak yaitu pengusaha dan pekerja). Melalui jalur bipartit, negosiasi langsung antara serikat pekerja dengan pengusaha bisa dilakukan

Pemerintah juga mendorong pembuatan Peraturan Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
yang berisi peraturan dan kesepakatan hak dan kewajiban pekerja pengusaha.

Kedua hal tersebut menjadi salah satu titik pijakan penting untuk menciptakan kerja sama antara pekerja dan pengusaha, kata Myra.

Data Kemenakertrans selama 2010 mencatat ada 276 perusahaan yang membuat PKB dan 1.683 perusahaan mencatatkan peraturan perusahaan (PP).

Sehingga secara keseluruhan terdapat PP 44.149 perusahaan yang telah membuat PP dan dan ada 10.959 perusahaan yang telah membuat PKB di seluruh Indonesia. (iz)

Sumber : www.harianpelita.com

Perbankan Nasional Tidak Siap Hadapi Pasar Tunggal ASEAN

Jakarta, Pelita
Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN dan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) membuat berbagai kalangan pesimis terhadap kesiapan perbankan nasional.

Kepada Pelita di Jakarta, Rabu (11/5) anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta mengatakan sistem perbankan Indonesia yang ultra-liberal disbanding negara lain menjadi penyebabnya.

Perbankan kita nggak siap. Bagaimana mau siap, sebagian besar perbankan kita dikuasai asing. Karena apa? Karena sistem perbankan kita ultra liberal dibanding negara lain, katanya.

Menurutnya, sebelum melangkah ke Pasar Tunggal ASEAN dan ACFTA, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) harus terlebih dahulu merubah peraturan tentang kepemilikan asing yang dapat mencapai 99 persen.

Hal ini karena tidak adanya equevalent treatment antara sistem perbankan dalam negeri dengan perbankan asing, khususnya di ASEAN.

Arif memberi contoh, selama ini bank-bank asing seakan mudah untuk masuk kedalam pasar dalam negeri. Bahkan, kantornya dapat dibuka hingga ke kota atau kabupaten.

Namun, perlakuan yang sama tidak terjadi terhadap upaya ekspansi perbankan nasional kita keluar negeri. Presiden harus dapat memanfaatkan posisinya sekarang sebagai Ketua ASEAN. Sehingga, terjadi equevalent treatment terhadap perlakuan ASEAN kepada perbankan nasional kita, cetusnya.

Jika posisi Ketua ASEAN ini tidak bisa dimanfaatkan SBY, maka upaya proteksi perbankan kita akan selamanya lemah. Karena yang harus ditata adalah sistemnya dahulu, baru kemudian menata kualitas perbankan dalam negeri.

Tentang kualitas perbankan tanah air dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN dan ACFTA, Sri Adiningsih, ekonom UGM, punya pendapat sendiri. Bank kita yang berkelas internasional nggak banyak. Yang terjadi, kita malah banyak dimasuki bank-bank asing, ungkapnya.

Padahal, Indonesia sudah sangat terbuka terhadap bank asing. Namun, katakanlah bank BUMN kita mau membuka kantor cabang di luar negeri selalu dipersulit.

Sri menyarankan agar pemerintah melalui BI dapat mendorong perbankan nasional dapat meningkatkan mutunya hingga berkelas internasional. Bank kita harus berkelas internasional dahulu, jangan cuma jago kandang, ucapnya.

Sementara itu, menurut Statistik Perbankan Indonesia, edisi Februari 2011 tercatat ada empat bank persero, 36 bank umum swasta nasional (BUSN) devisa, 31 BUSN non-devisa, 26 bank pembangunan daerah (BPD), 14 bank campuran, dan 10 bank asing.

Kredit yang dikucurkan bank asing mencapai Rp117,057 triliun per Februari 2011. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp127,249 triliun. Total aset 10 bank asing sebesar Rp228,171 triliun.
Sedangkan bank persero mengucurkan kredit sebesar Rp637.831 triliun, DPK sebesar Rp819.032 triliun dan memiliki total aset sebesar Rp1.059.435 triliun.

Untuk bank campuran, kredit sebesar Rp94.606 triliun. Sedangkan untuk DPK dan total aset, masing-masing sebesar Rp96.183 triliun dan Rp147.676 triliun. (cr-2)

Sumber : www.harianpelita.com

Stimulus Gerek Perekonomian Dunia

Sinyal yang ditunggu-tunggu akhirnya datang: angka produk domestik bruto nega-ra-negara dunia mulai mem-baik. Setelah Cina, India, Indonesia, kini PDB Jepang, Jerman, dan Prancis ikut positif. "Tak diragukan lagi, perekonomian global mulai bangkit dari resesi," kata Kenneth Rogoff, profesor di Harvard University, Amerika Serikat, Jumat dua pekan lalu.
Rogoff yang juga mantan ekonom kepala Dana Moneter Internasional (IMF) bicara mengomentari rilis pemerintah Jerman dan Prancis sehari sebelumnya. Kedua negara itu melaporkan pertumbuhan ekonomi 0,3 persen pada kuartal kedua tahun ini. Rilis itu mengejutkan. Soalnya kuartal sebelumnya GDP Prancis masih jatuh 1,3 persen dan Jerman bahkan lebih buruk lagi, turun 3,5 persen.
Dana stimulus yang luar biasa besar rupanya berada di balik perbaikan ekonomi di kedua negara itu, di sam-ping ekspor dan belanja konsumsi. Di Jerman, Konselor Angela Merkel yang akan bertarung di pemilihan umum nasional September ini mengucurkan 85 miliar euro atawa Rp 1.220 triliun. Sedangkan paket stimulus Presiden Nicolas Sarkozy di Prancis bernilai 30 miliar euro, setara Rp 431 triliun.
Program yang paling populer adalah subsidi untuk mengganti mobil. Di Jerman, setiap warga yang mencam-pakkan mobil tuanya dan membeli yang baru mendapatkan 2.500 euro (Rp 36 juta) dari pemerintah. Dampaknya luar biasa, hingga Mei lalu registrasi mobil baru di negara itu melonjak 23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Prancis menawarkan 1.000 euro (Rp 14,4 juta) bagi warganya untuk program serupa yang akan berlangsung hingga akhir tahun ini. "Ini bukti nyata stimulus fiskal pemerintah berhasil mengangkat perekonomian," kata Nick Kounis, ahli ekonomi Fortis, lembaga keuangan asal Belgia.
Di luar Jerman dan Prancis, pertumbuhan ekonomi Uni Eropa kuartal kedua tahun ini sebenarnya masih negatif 0,1 persen-"kuartal negatif" kelima sejak krisis merebak tahun lalu. Tapi, dibandingkan dengan kuartal pertama ketika mereka jatuh hingga 2,5 persen, ini jauh lebih baik.
Itu sebabnya optimisme mulai tumbuh di Eropa. Apalagi data berbagai negara hingga akhir pekan lalu menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kantor statistik Uni Eropa Eurostat, misalnya, melaporkan sektor manufaktur 16 negara pengguna mata uang euro beranjak pulih. Order barang yang diterima negara-negara itu meningkat 3,1 persen dibanding kuartal pertama.
Di Inggris, survei Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) menyimpulkan masyarakat yakin ekonomi akan segera membaik. Survei yang mereka namakan Business Confidence Monitor itu menggunakan responden seribu pebisnis senior. Atas dasar survei itu ICAEW lalu meramalkan pada kuartal mendatang perekonomian Inggris akan tumbuh 0,5 persen. "Resesi segera berakhir di Inggris," kata Chief Executive ICAEW Michael Izza. "Kepercayaan pelaku bisnis meningkat karena kebijakan seperti penurunan suku bunga dan pengurang-an pajak pertambahan nilai."
Suntikan dana pemerintah juga berperan besar di Asia. Setelah Cina, India, Indonesia, kini ekonomi Filipina, Thailand, dan Jepang dilaporkan membaik. GDP Filipina kuartal kedua naik 2,4 persen dan Thailand 2,3 persen.
Jepang, yang hingga kuartal pertama tahun ini masih parah dililit krisis, pada periode tiga bulanan yang kedua tumbuh 3,7 persen. Tapi banyak analis meragukan apakah ini akan bertahan. Bahkan, menurut data yang baru dirilis Jumat pekan lalu, meski ekonomi tumbuh, angka pengangguran Jepang pada Juli malah naik menjadi 5,7 persen, atau 3,59 juta orang-terburuk dalam beberapa puluh tahun terakhir. "Pertumbuh-an ini tidak alami, semata hanya karena belanja pemerintah," kata Hiroshi Watanabe, ekonom Daiwa Institute of Research.
Memang, menjelang pemilu legislatif-telah berlangsung Sabtu pekan lalu-Perdana Menteri Taro Aso, sesepuh Partai Demokrat Liberal, meluncurkan paket stimulus senilai 25 triliun yen atau sekitar Rp 2.650 triliun. Ini yang membuat perekonomian negara itu mendadak positif meski kuartal sebelumnya masih negatif 11,7 persen.
Sebenarnya, kalau bicara soal stimulus, Cina yang terbesar di Asia. Untuk mencapai target pertumbuhan 8 persen tahun ini, pemerintahan Perdana Menteri Wen Jiabao tak segan menggelontorkan dana hingga US$ 586 miliar atawa Rp 5.860 triliun. Uang itu dibelanjakan untuk proyek jalan bebas hambatan dan pekerjaan publik lain. Hasilnya, pada kuartal kedua perekonomian negara itu tumbuh 7,9 persen.
Dengan tingkat pertumbuhan yang begitu tinggi, banyak analis meyakini- Cina bisa menjadi lokomotif yang menarik dunia keluar dari krisis terparah sejak Resesi Besar 1930. Sebelum ini ada ramalan Amerika dan Inggris akan lebih dahulu keluar dari krisis, lalu menggerek perekonomian global. Nya-tanya teori itu keliru. Justru Cina dan Asia yang lebih dahulu bangkit. Perekonomian Prancis, misalnya, tumbuh antara lain karena ekspor ke Cina dan Asia meningkat masing-masing 14,2 dan lebih dari 20 persen pada kuartal kedua.
Tapi pandangan optimistis tentang Cina ditanggapi hati-hati oleh Perdana Menteri Wen Jiabao. "Perekonomian masih akan menghadapi banyak tantangan dan problem baru," ujarnya di sela kunjungan ke daerah tenggara Cina beberapa waktu lalu.
Yang juga memberikan harapan adalah Amerika. Raksasa ekonomi dunia itu mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Pada kuartal kedua, GDP Amerika hanya jatuh satu persen, padahal kuartal sebelumnya perekonomian mereka terkoreksi hingga 6,4 persen. "Amerika sudah berada di jalur yang tepat untuk pulih," kata Bruce Kasman, ekonom kepala JPMorgan Chase & Co., New York.
Masalahnya, lagi-lagi perbaikan ini terjadi karena stimulasi yang melibatkan uang dalam jumlah besar. Program seperti cash-for-clunkers, insentif bagi yang mengganti mobilnya dengan yang baru, dan subsidi buat warga yang baru pertama kali membeli rumah, diyakini mendorong maju industri manufaktur dan bisnis rumah di negara itu.
Makanya, di tengah arus optimisme, banyak analis ekonomi mulai ragu apakah tren positif ini akan bertahan- hingga perekonomian dunia benar-benar pulih. Nouriel Roubini, profesor dari New York University yang telah memprediksi terjadi krisis glo-bal sejak 2006, khawatir perbaikan ini cuma sementara. Ada risiko dunia kembali jatuh ke dalam krisis berikutnya. Itu karena pendorong utama perekonomian dunia kali ini adalah dana stimulus-yang direncanakan mencapai dua triliun dolar.
"Ada risiko jika nanti negara-negara hendak keluar dari kebijakan moneter dan uang longgar," tulis Roubini di Financial Times pekan lalu. Jika sti-mulus dihentikan terlalu cepat, perekonomian akan kembali ambruk. Namun jika stimulus masif dan defisit anggaran dipertahankan, inflasi akan meninggi dan tingkat bunga pinjaman jangka panjang pemerintah-pemerintah me-lonjak. Pada akhirnya ini akan menyebabkan resesi juga.
Tak aneh kini mata dunia mengarah pada pertemuan G-20 di London Jumat-Sabtu pekan ini. "Pertemuan ini akan sepenting London Summit April lalu," kata Gerard Lyons, ekonom kepala Bank Standard Chartered di London. Menurut dia, strategi untuk keluar dengan mulus dari program stimulasi akan menjadi agenda utama forum itu. Para eksekutif perbankan dunia yang bertemu di Wyoming, AS, pekan lalu sudah memberi sinyal, berharap pemerintah negara-negara G-20 nanti bersepakat untuk tak buru-buru menyetop program stimulus mereka.
Philipus Parera (Bloomberg, New York Times, Washington Post, BBC, Telegraph)

Sumber : majalah.tempointeraktif.com

China Masih Jadi Mitra Dagang Andalan

Jakarta, Pelita
Di tengah pro dan kontra terhadap perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA), sebagian pelaku usaha menganggap Negeri Tirai Bambu itu sebagai mitra dagang utama hingga enam bulan ke depan.

China dianggap memiliki potensi untuk pengembangan bisnis, baik ekspor maupun impor. Selain China, para pengusaha juga mengandalkan hubungan perdagangan dengan ASEAN dan negara Asia lainnya.

Pandangan pelaku usaha itu terungkap dalam survei HSBC tentang Trade Confidence Index (TCI) periode semester I/2011. Trade Confidence Index itu mengukur tingkat optimisme pelaku perdagangan internasional serta pandangan terhadap pertumbuhan bisnis ekspor dan impor.

Menurut hasil survei itu, meskipun turun satu poin dibandingkan enam bulan lalu, indeks optimisme pelaku bisnis ekspor dan impor Indonesia masih tergolong tinggi di tengah inflasi yang menggerus margin keuntungan mereka.

Hasil TCI kali ini cukup mengejutkan, indeks Indonesia berada di angka 123 atau turun satu poin dari enam bulan sebelumnya.

Malaysia hanya 97, yang berarti pesimistis, karena angka netral di level 100, kata Head Trade and Supply Chain HSBC Indonesia, Nirmala Sari, di Jakarta, kemarin.

Indonesia dapat dikategorikan paling optimistis di antara pelaku usaha di negara-negara ASEAN dan nomor empat dari 21 negara yang di survei.

Survei mengambil sampel di 21 negara, di antaranya Australia, India, Inggris, China, Amerika Serikat, Malaysia, Indonesia, dan lainnya.

Survei melibatkan 6.390 perusahaan skala kecil dan menengah yang memiliki aktivitas ekspor dan impor. Untuk di Indonesia, pelaksanaan survei yang ketiga kali mulai Februari hingga April 2011 dengan sampel 300 pengusaha kecil dan menengah di Jakarta dan Surabaya.

Berdasarkan hasil TCI, pelaku perdagangan internasional mengaku hambatan terhadap pertumbuhan usaha perdagangan. Di antaranya adalah regulasi pemerintah mengenai perdagangan dan fluktuasi nilai tukar mata uang.

Selain itu, terdapat keterbatasan pengetahuan mengenai peraturan perdagangan internasional dan informasi pasar bagi pengusaha Indonesia.

Hasil TCI yang paling mencolok selain optimisme pelaku usaha adalah juga terkait tujuan perdagangan. China menempati urutan pertama, dan ASEAN serta negara Asia lainnya menempati urutan kedua dan ketiga, ungkap Nirmala.

Peningkatan volume perdagangan yang paling tinggi adalah dengan China. Sejak 2009 hingga 2011 terjadi peningkatan volume perdagangan yang cukup signifikan.

Sekjen Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia Fajar AD Budiyono menambahkan, total nilai perdagangan, misalnya plastik, pada 2009 Rp750 miliar sebelum meningkat menjadi Rp1,1 triliun pada 2010. Tahun ini, optimistis bisa mencapai Rp1,6 triliun.(oto)

Sumber : www.harianpelita.com

Minggu, 08 Mei 2011

Chip Elektronik soal ID Penduduk

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Cip adalah keping kecil bahan semi konduktor yg mengandung rangkaian elektronika dl bentuk rangkaian padu.
Pemprov DKI Jakarta mentargetkan sekitar 7 juta warga Jakarta sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) hingga akhir tahun 2011. Dengan e-KTP dilengkapi chip tersebut, warga akan terdata dengan tertib. Bahkan dengan sistem tersebut dengan mudah bisa menekan jumlah pendatang baru.
Menurut dia, chip elektronik dapat digunakan untuk mengusulkan dan lisensi mengemudi kendaraan, pajak, KTP dan lainnya.
Hal ini sesuai dengan Pasal 13 ayat 3 UU No 23/2006 yang menyebutkan NIK tersebut disertakan dalam setiap dokumen penduduk, paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), ID kartu pajak, asuransi kebijakan, sertifikat tanah dan penerbitan dokumen identitas.
Fauzi juga mengatakan bahwa layanan ini juga dapat mempercepat fasilitas pelayanan publik lainnya, administrasi layanan harus diakses melalui online.
Gubernur DKI Jakarta H. Fauzi Bowo, mengatakan penerapan KTP dengan sistem elektonik chip memang sejak lama sudah disiapkan Pemprov DKI Jakarta. Tujuannya, dalam rangka tertib data administrasi kependudukan di Jakarta. “Kami siap menerapkan KTP elektronik berbasis chip ini. Sehingga bisa mencegah penggandaan KTP,” ujar Fauzi Bowo.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, Franky Mangatas Pandjaitan menuturkan, penerapan KTP elektronik berbasis chip merupakan program nasional dan mulai diterapkan tahun ini juga, khususnya di DKI Jakarta. Nantinya, dalam KTP model baru ini terdapat nama, alamat, tempat tanggal lahir, foto digital, sidik jari dan nomor induk kependudukan nasional (NIK).
Sebenanya, warga Palembang sudah menikmati Kartu Tanda Penduduk (KTP) jenis elektrik. KTP ini memiliki chip yang bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain. Ini juga dimaksudkan menekan tingkat pemalsuan dan juga penggandaan sekaligus penertiban KTP Nasional dan penyempurnaan data di Indonesia.
Jenis KTP baru ini nantinya memiliki sebuah chip yang bisa difungsikan sebagai alat pendeteksi indentitas asli si pemilik. Penambahan chip ini bekerjasama dengan pihak Indosat. Proses pembuatannya warga sudah tidak perlu membawa foto lagi. Tanda tangan pun akan diganti dengan sidik jari. Proses ini sama dengan proses pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM).
Pembuatan pertama nanti warga tidak akan dipungut biaya, hanya saat perpanjangan masa berlaku baru warga dibebankan biaya yang masih belum ditentukan. Perpanjangan KTP juga bisa dilakukan di daerah mana pun warga berada, tidak harus di daerah asal lagi.


Sumber : sriwijaya post, post kota, berita8.com