BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 26 Mei 2010

Elang Sang Juru Damai

Bukan hanya kerja keras para juru damai di meja perundingan yang dapat mengerem perseteruan Bangsa Arab dan Israel. Di luar itu benih-benih perdamaian sudah muncul berkat peran burung elang. Elang? Ya. Sejak Bangsa Arab dan Israel punya satu kepentingan untuk menyelamatkan Great Rift Valley, peneliti kedua Negara itu tertarik bekerja sama untuk menyelamatkan banyak jenis burung. Salah satunya elang.

Great Rift Valley merupakan lembah indah yang membentang sepanjang 4.000 mil mulai dari selatan Turki mellintasi Suriah, Lebanon, Sungai Yordan, dan Laut Mati. Di sanalah ribuan pekebun dari kedua Negara itu menggantungkan hidup. Belakangan serangan tikus yang bertubi-tubi membuat para pekebun itu menderita. Banyak panen gagal karena ulah itikus. Berbagai pestisida kimia yang ditebar tak mempan menghalau tikus-tikus itu, hingga diputuskan menggunakan jasa predator alami.

Elang pun diusung selain burung hantu. Harap maklum, anggota keluarga Acciptridae itu doyan menyantap tikus. “ Hewan pengerat paling banyak dimakan, selain mamalia kecil dan unggas seperti bajing serta ayam,” kata Dr Dewi Malia Prawiradilaga, ahli burung raptor (keluarga elang, red) dari Pusat Penelitian Zoologi LIPI di Cibinong, Bogor. Di lembah itu kini banyak dipasang kotak-kotak kayu elang bersarang.

Mata elang 8 kali lebih tajam daripada mata manusia. Itu karena lobus olfaktorinya-bagian otak yang mengatur penglihatan dan penciuman- paling besar di antara bangsa burung. Makanya elang dapat melihat tikus pada jarak 1 km secara jelas bak memakai teropong.

Sumber : majalah TRUBUS 464

0 komentar: