BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 19 Mei 2010

WAJIB DILAKUKAN TINDAKAN PREVENTIF

Memikirkan kemungkinan anak-anak kita mengalami kekerasan seksual seperti sodomi, sungguh meresahkan. Namun orang tua bisa mengambil tindakan preventif.
Pertama, orang tua harus mengajarkan pada anak untuk berani mengatakan tidak pada ajakan atau pemberian orang lain, sekalipun itu adalah orang-orang yang masih punya hubungan dengan keluarga.
Kedua, tanamkan pada anak untuk berani berteriak jika hal-hal yang sudah menjadi kesepakatan bersama disentuh orang lain. Misalnya, bagian dada dan alat kelamin, atau jika dipangku atau dicium.
Ketiga, upayakan setiap harinya menanyakan pada anak apakah sudah terjadi hal yang tidak menyenangkan atau menyenangkan di rumah, sekolah maupun tempat lainnya.
Keempat, membangun komunikasi yang efektif dengan anak. Misalnya, jika tiba-tiba tidak mau sekolah, banyak orang tua yang langsung memarahi dan bukannya menjadi pendengar yang baik. Ini malah membuat anak tidak bisa mengatakan apa yang menjadi keresahannya. Hindari pendekatan negative dan sebisa mungkin menjadi pendengar yang baik bafi anak.
Kelima, pemerintah-dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional-atau sekolah sebaiknya membuat kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah mulai tingkat usia dini hingga remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi itu bukan berhubungan dengan perilaku seksual, tapi mengajarkan mana yang layak dilihat atau disentuh orang lain dan mana yang tidak layak dilihat dan disentuh. Pendidikan semacam ini lebih pada menjelaskan bagaimana anatomi tubuh serta bagaimana menjaga dan menghargai apa yang kita punya.
Keenam, jika anak sudah menjadi korban kejahatan sodomi, berikan dukungan emosional padanya. Yang paling penting, jangan pernah menyalahkan anak. Orang tua sebaiknya membawa anak ke tempat nyaman untuk menghilangkan trauma, misalnya dengan berlibur. Apalagi jika kasus yang dialami si anak sudah menjadi konsumsi public. Orang tua harus bisa menghindarkan anak dari jepretan kamera, cecaran pertanyaan serta hal-hal yang malah membuat kondisi psikologisnya tertekan.
Ketujuh, terapkan pola pengasuhan demokratis. Yakni, membiasakan adanya dialog antara orang tua dan anak. Sebab, mendidik anak bukan sekedar memberikan instruksi dan komando, tetapi juga menjadi pendengar dan sahabat yang baik bagi anak.
Kedelapan, sesibuk apapun orang tua jangan sampai muncul pertanyaan tidak ada waktu untuk anak.


Sumber : majalah wanita KARTINI 2217

0 komentar: