BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 18 Mei 2010

Menangani Anak Yang Mulai Berbohong

Di saat anak memasuki tahap perkembangan daya nalar yang lebih baik. Ia sudah bisa memikirkan sesuatu hal yang menjadi kebutuhannya. Karena itulah bisa dimengerti jika anak sudah mandiri, yakni bisa mengerjakan sesuatu tugasnya tanpa disuruh atau diajari. Kematangan daya nalarnya itu memungkinkan pula anak mengembangkan pikiran yang kurang baik, misalnya berbohong.
Anak tahu berbohong biasanya didapat melalui proses belajar dari lingkungan, misalnya dari teman bermain, teman sekolah, atau lingkungan keluarga anak. Proses belajar dari lingkungan itulah yang justru mudah diserap oleh anak. Ketika setiap hari dia melihat dan mendengar ucapan seseorang berbohong, maka peristiwa itu akan terekam diotaknya, dan suatu ketika akan ditiru.
Factor pencetus yang membuat anak melakukan kebohongan banyak macamnya. Misalnya factor ketakutan. Karena takut bisa saja anak tidak memberikan jawaban yang betul ketika ditanya misalnya apakah saat di sekolah jajan atau tidak. Mungkin anak akan berbohong tidak jajan, padahal jajan. Kebohongan itu dilakukan karena takut dimarahi orang tuanya.
Anda perlu sabar mengungkap pemicu anak berbohong. Sebagai langkah awal, Anda dapat mencoba membicarakan masalah ini dengan guru kelas. Hal ini perlu dilakukan mengingat masalah yang dijadikan ojek kebohongan anak selama ini adalah seputar kegiatan sekolah yaitu jajan di sekolah. Bersama gurunya, Anda dapat memahami kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan anak Anda bersama teman-temannya di sekolah. Mengetahui secara dini setiap perubahan yang dialami anak merupakan hal yang sangat penting agar orang tua dapat segera melakukan langkah antisipasi secara tepat.
Bisa juga Anda bertanya pada seluruh anggota keluarga, termasuk pengasuh apakah mereka sering melakukan kebohongan di depan anak Anda. Tanyakan secara baik-baik tanpa kesan menyelidiki semua tingkah laku anak. Tak kalah pentingnya, ialah berkomunikasi dengan anak tentang kejadian yang dialami hari itu, seperti : adakah PR, adakah ulangan hari itu, dapat nilai berapa, dan lain-lain. Lebih lanjut Anda dapat menanyakan lebih dalam pada anak tentang kebiasaannya yang suka berbohong itu. Hanya saat menanyai hindari kesan marah.
Setelah diketahui penyebabnya, segera atasi sehingga tidak membuka peluang berbohong kembali. Berikan juga pengertian padanya untuk tidak berbohong lagi sebab hal tersebut tidak baik.
Dengan cara-cara seperti itu, mudah-mudahan anak Anda tidak akan berbohong lagi.


Sumber : majalah wanita KARTINI 2217

0 komentar: